📄️ Masa Kecil
Kita mulai saja mengulas masa lalu dimana sangat menyenangkan bisa mengenal dirimu walau sudah melewati tahun tanpa perbincangan denganmu. Memori demi memori, hari demi hari, kesibukan demi kesibukan satu per satu menumpuk melupakan apa yang terjadi di masa lalu. Ingatkah kamu saat dirimu sangat menyukai olahraga badminton? Atau futsal sehingga terlihat dirimu menjadi tomboy? Atau malah kamu yang ingin menjadi pemanah seperti pangeran Arjuna? Aku tahu itu. Dari wajah lugu dirimu serta mata yang bersinar sampai detik ini walau wajahmu menjadi dewasa dirimu tetap bersinar seperti halaman awal bak matahari.
📄️ Rasa
Rasa ini sudah terpendam lama, namun makin hari makin menguat seolah kabarmu adalah candu. Setiap kali mendengar tentangmu, ada getaran di hatiku yang tak bisa diabaikan. Rasanya seperti ada magnet tak terlihat yang terus menarikku padamu, semakin kuat seiring berjalannya waktu.
📄️ Pengecut
Aku adalah bayangan yang tak berwujud, terdiam dalam keheningan yang menghimpit. Setiap langkahku dipenuhi oleh ketakutan akan dunia luar yang begitu tak dikenal. Aku merasa hampa di tengah gelap, bersembunyi dari sorotan cahaya yang mungkin membongkar kedokku.
📄️ Harapan
Aku ingat sangat dirimu sangat tertarik dengan antariksa beserta tata surya di atas sana. Itulah mengapa aku membuat halaman awalnya adalah tata surya kita, walau sampai Mars saja karena aku tidak pandai dalam melukis. Dalam gelap yang melingkupiku, terpendamlah harapku bahwa takdir akan mengantarkanku melewati batas bayangan yang menyelimutiku. Aku membayangkan sebuah perjalanan di mana aku melangkah keluar dari keheningan yang mengapit, menuju kepada sinar mentari yang bersinar gemilang.
📄️ Hambatan
Dalam perjalananku menuju terang, terdapat rintangan yang menjulang tinggi, sebuah hambatan yang begitu besar: kehadiran seseorang yang telah lama mendampingimu. Seolah bayangan gelapku tak lepas dari kehadirannya, seolah dia adalah bagian dari dirimu yang tak terpisahkan. Meski aku merindukan sinar mentari yang menyilaukan, tapi bagaimana mungkin aku melepaskan sosok yang ada di sampingmu setia di benakmu?
📄️ Epilog
Pada akhirnya, aku hanya tetap melihatmu dari kejauhan, membiarkan langkahku terhenti di ambang pintu yang memisahkan dunia kita. Dalam keheningan yang mengapit, aku merenung tentang segala yang tak terucapkan, tentang impian dan harapan yang terpendam dalam hatiku.