Skip to main content

Pengecut

Aku adalah bayangan yang tak berwujud, terdiam dalam keheningan yang menghimpit. Setiap langkahku dipenuhi oleh ketakutan akan dunia luar yang begitu tak dikenal. Aku merasa hampa di tengah gelap, bersembunyi dari sorotan cahaya yang mungkin membongkar kedokku.

Kegelapan adalah temanku, tempat di mana aku bisa merasa aman dari pandangan tajam dirimu. Namun, di dalam gelap ini, aku juga merasa terpenjara. Terjebak dalam keadaan yang menyesakkan, aku tak bisa bergerak maju, tak bisa mengungkapkan diriku sepenuhnya.

Sering kali aku berharap untuk muncul ke permukaan, tetapi rasa takut selalu menghantui langkahku. Aku adalah pegecut yang terkunci dalam penjara pikiranku sendiri, tak mampu melangkah keluar dari zona nyamanku. Bayanganku mungkin tidak terlihat oleh dunia, tetapi dalam kegelapan ini, aku merasa hanyut dalam kesendirian yang tak terlukiskan. Aku tidak berani untuk mendatangimu, aku pun tidak berani untuk menyapa dirimu dengan jati diriku yang sebenarnya. Bodohnya aku hanya nyaman bersembunyi dalam bayangan.

Dambaan hatiku adalah melampaui bayangan yang telah lama menjadi pelindungku, dan hadir di hadapanmu dengan keberanian yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Namun, terkadang diriku terjerat dalam jaring-jaring ketidakpastian, ragu apakah aku layak tampil di depanmu, apakah langkah itu sesuai dengan peran yang kumiliki dalam keheningan dan kegelapan yang telah lama menjadi sahabatku.

Tiap detik, rasa ingin mengejar terang yang menyilaukan di luar sana semakin menguat. Aku ingin menerobos tembok-tembok yang membatasi, keluar dari zona kenyamanan yang telah mengikatku begitu erat. Ingin sekali aku melangkah dengan gagah, menembus kabut yang menyelimuti diriku dan muncul dalam cahaya terang yang memancar.

Namun, ada suara kecil di dalam diriku yang mempertanyakan hakku untuk tampil di hadapanmu. Aku merasa tidak layak, tidak memadai, dan terlalu rapuh untuk menunjukkan diriku di bawah sinar matahari. Meskipun demikian, keinginan itu tetap berkobar di dalam hatiku, memanggilku untuk mengambil langkah pertama menuju keberanian yang baru.

Mungkin saatnya aku memahami bahwa tak ada yang membatasi diriku selain diriku sendiri. Dan meskipun perjalanan itu penuh dengan ketidakpastian, aku tahu bahwa hanya dengan melepaskan diri dari bayang-bayang yang mengekang, aku bisa menemukan kekuatan yang sejati.